Sabtu, 08 Oktober 2016

Peluang dan Tantangan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam Menyambut Usia Baru*

Beberapa waktu lalu, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta telah genap memasuki usianya yang ke-65 tahun. Bertepatan pada tanggal 14 Agustus 1950 silam, melalui Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun  1950 telah diatur berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang kemudian diresmikan pendiriannya pada tanggal 26 September 1951. PTAIN ini sebelumnya merupakan fakultas agama dari Universitas Islam Indonesia (UII).
            Dimulai dari penegerian fakultas agama UII menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) pada tahun 1950, kemudian dirubah menjadi IAIN yang diberi nama Al-Jami’ah Al-islamiyah Al-hukumiyah pada tahun 1960, hingga pada tahun 1965 IAIN tersebut resmi berganti nama menjadi IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam perjalanannya, kampus yang merupakan lembaga pendidikan tinggi islam tertua di Indonesia ini, telah berhasil mentransformasikan diri dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2004 silam melalui Keputusan Presiden no. 50 Tahun 2004.
            Diusianya yang sudah lebih dari setengah abad, tentunya banyak peluang sekaligus tantangan yang harus dihadapi UIN Sunan Kalijaga mengingat banyaknya perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Dalam situs webometrics yang merupakan situs rangking universitas di dunia tahun 2016, UIN Sunan Kalijaga menempati peringkat ke-94 dari 474 universitas di Indonesia yang terdata dalam situs tersebut. Jauh jika dibandingkan dengan tahun 2013 dimana UIN Sunan Kalijaga berhasil menduduki peringkat ke-54.
            Sebagai perguruan tinggi yang berbasis agama islam, UIN Sunan Kalijaga diharapkan dapat menjadi perguruan tinggi yang mampu memadukan studi keislaman dengan keilmuan umum demi menghasilkan sarjana yang tidak hanya unggul dalam bidang IPTEK, tetapi juga unggul dalam segi religiusitasnya.
            Hal tersebutlah yang menjadi ciri khas dari perguruan tinggi islam jika dibandingkan dengan perguruan tinggi umum. Disatu sisi, ciri khas tersebut dapat menjadi peluang perguruan tinggi islam, termasuk UIN Sunan Kalijaga. Akan tetapi di sisi lain dapat menjadi tantangan tersendiri.
            Keunggulan yang dimiliki oleh UIN Sunan Kalijaga sebagai kampus inklusif dan berpedoman untuk selalu mengintegrasikan dan menginterkoneksikan kajian ilmu agama dan ilmu semesta, sudah sejalan dengan deklarasi yang dikeluarkan oleh UNESCO bahwa fungsi dari perguruan tinggi adalah membantu untuk memahami, menafsirkan, memelihara, memperkuat, mengembangkan dan menyebarkan budaya-budaya historis nasional, regional dan internasional dalam pluralisme dan keragaman budaya.
            Mengingat Indonesia merupakan negara dengan mayoritas masyarakatnya beragama islam, UIN Sunan Kalijaga dapat berperan aktif dalam membantu mentransformasikan nilai-nilai islam yang rahmatan lil ‘alamin ke dalam kehidupan akademik maupun di lingkungan mahasiswa. Selain itu, inklusifitas yang dimilikinya juga dapat berperan aktif dalam menjaga keharmonisan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sarat dengan keanekaragamannya. Bukan hanya keanekaragaman suku dan ras saja, tetapi UIN Sunan Kalijaga juga menerima mahasiswa yang memiliki kemampuan berbeda atau yang sering disebut dengan disabilitas.
            Seiring dengan peluang yang dimiliki, UIN Sunan Kalijaga juga dihadapkan dengan tantangan yang besar terlebih dalam hal dunia kerja. Output perguruan tinggi ini harus mampu berdaya saing dengan output dari universitas lain terutama yang berasal dari universitas umum. Tidak bisa dipungkiri bahwa branding perguruan tinggi sangat berpengaruh dalam dunia pasar. Apalagi saat ini Indonesia sudah memasuki era perdagangan internasional dan tergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang menuntut masyarakat untuk mampu bersaing tidak hanya di dalam, namun juga di luar negeri.
            Oleh karena itu, UIN Sunan Kalijaga harus terus meningkatkan mutu keilmuan dan  selalu berinovasi supaya dapat mencetak sarjana yang tidak hanya unggul di bidang IPTEK serta ilmu keislaman saja, akan tetapi juga yang memiliki daya tawar tinggi terhadap persingan dunia kerja.

*Eka Rafika Santi (14210001)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar